Program KUKERTA Terintegrasi UNRI Desa Simpang Petai, Pengadaan Tempat Sampah Organik dan An-organik untuk SMA N 2 Rumbio Jaya

Sampah menjadi pokok permasalahan utama yang terjadi di Indonesia. Kesadaran masyarakat mengenai sampah dinilai masih kurang, kebiasaan masyarakat dalam mengolah sampah dengan cara menumpuk sampah yang kemudian dibakar. Adanya kebiasaan tersebut dapat mengakibatkan polusi udara dan pencemaran lingkungan.
Salah satu cara untuk mengurangi kebiasaan tersebut oleh mahasiswa Universitas Riau (UNRI) yang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) Periode Tahun 2021 dengan memanfaatkan ember bekas yang disulap menjadi tempat sampah. Pengerjaan ember bekas menjadi tempat sampah dimulai pada Kamis, 22 Juli 2021 lalu meliputi pembersihan ember bekas dan pengecatan ember.

Dalam rangka mengedukasi, tempat sampah tersebut dibedakan menjadi dua jenis yaitu organik dan anorganik. Hal ini dapat memudahkan dalam mengolah sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat. Misalnya pada sampah organik yang dapat diolah menjadi pupuk organik cair atau sejenisnya. Lain halnya dengan sampah anorganik yang dapat diolah menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai jual.
Pada Sabtu, 24 Juli 2021 mahasiswa Universitas Riau (UNRI) yang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) melakukan pengadaan tempat sampah organik dan an-organik untuk ditempatkan di SMA N 2 Rumbio Jaya, Desa Simpang Petai, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar.
Pengadaan tempat sampah ini dilakukan karena setelah melakukan survei sebelumnya terlihat kurangnya tempat sampah yang tersedia di SMA N 2 Rumbio Jaya, hal ini dikhawatirkan nantinya sampah akan dibuang sembarangan dan menjadi tumpukan sampah yang akan membawa penyakit di lingkungan sekolah.
Adanya program ini diharapkan para siswa/i, civitas akademik, dan masyarakat sekitar sekolah SMA N 2 Rumbio Jaya lebih meningkatkan kesadaran untuk bersama-sama menjaga lingkungan dari sampah dan dapat membedakan sampah sesuai jenisnya agar nantinya lebih mudah untuk dipisahkan dan apabila memungkinkan dapat didaur ulang kembali.
Salah satu manfaat pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu atau sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi.
Contoh lainnya mendaur ulang sampah anorganik seperti kaleng bekas dengan mendaur kaleng susu, roti, atau yang lainnya. Dengan sedikit kreativitas dan ketentuan kita dapat membuat sesuatu yang lebih bermanfaat darinya. Kita pun dapat memanfaatkannya untuk dapat digunakan sebagai wadah pensil, tempat sampah, tempat cucian atau lainnya. Proses daur ulang dan dibuat secara ‘handmade’ maka hasilnya pun akan spesial. Tidak ada yang sama ini adalah salah satu keleibhan membuat pola sendiri. Hal ini bisa dilakukan untuk meningkatkan kreativitas anak.

Related Posts